Waspada Tahi Lalat

Hampir setiap orang mempunyai tahi lalat, ada yang tumbuh namun ada juga tahi lalat yang hanya sebagai tanda lahir. Benarkah tahi lalat tanda adanya kanker kulit?

Tahi lalat dikenal dalam dunia medis sebagai Nevus Pigmentosus yaitu bercak berwarna yang terdapat pada lapisan terluar dari kulit (epidermis). Tahi lalat bisa berada dimana saja, bahkan letak tahi lalat bisa membuat wajah seseorang terlihat lebih cantik atau lebih seksi. Tahi lalat ada yang berasal dari lahir namun ada juga yang baru tumbuh saat dewasa. Bentuknya bisa bermaca-macam seperti bulat, lonjong, oval atau datar.

Tahi lalat biasanya bertahan hingga 50 tahun lalu menghilang, namun tidak semua tahi lalat menghilang sempurna, ada juga yang tetap menetap dikulit.

Seperti dilansir skincancer.net, Senin (20/7/2009) , secara garis besar tahu lalat dapat dibagi menjadi 5 macam:

1. Tipe junctional yaitu tahi lalat yang biasanya berwarna coklat, tumbuh mendatar atau sedikit menimbul di permukaan kulit.
2. Tipe compound yaitu tahi lalat yang sedikit menimbul di permukaan kulit, warnanya bervariasi mulai dari warna terang hingga coklat tua, dan memiliki sel pembentuk pigmen (melanosit) di lapisan atas (epidermis) ataupun lapian bawah kulit (dermis)
3. Tipe dermal yaitu tahi lalat yang terletak pada lapisan bawah kulit (dermis) yang warnanya bervariasi dari warna kulit hingga coklat tua, menonjol di permukaan kulit, biasanya terdapat di tubuh bagian atas (badan, lengan, leher dan kepala). Dan mungkin terdapat rambut.
4. Tipe sebaseous yaitu tahi lalat yang terbentuk dari aktivitas kelenjar minyak kulit yang berlebihan, biasanya berwarna kuning dan teksturnya kasar.
5. Tipe biru yaitu tahi lalat yang sedikit menonjol, warna berasal dari pigmen di dalam kulit (biasanya biru) dan sering terdapat pada kepala, leher dan lengan atas seorang wanita.

Tahi lalat sebenarnya adalah tumor jinak yang tidak membahayakan bagi manusia. Namun, karena berbagai sebab bisa berubah menjadi ganas.

Tahi lalat yang ganas disebut dengan Nevus Junctional. Dan bisa juga berubah menjadi kanker kulit yang sangat berbahaya, yang disebut dengan melanoma maligna.

US National Institute of Health menyebutkan Nevus Junctional adalah tahi lalat yang ditemukan dipersimpangan (perbatasan) antara kulit ari dan dermis dari lapisan kulit, tahi lalat ini biasanya berwarna dan slightly.

Tahi lalat sangat berbahaya jika sudah menjadi kanker kulit atau Melanoma Maligna. Melanoma maligna adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, yang melibatkan sel melanocytes yang menghasilkan pigmen kulit melanin. Melanin ini juga bertanggung jawab untuk warna kulit dan rambut. Melanoma bisa berkembang sangat cepat.

Ada beberapa tanda bahwa tahi lalat tersebut bisa memicu melanoma maligna, yaitu:
1. Rasa gatal ataupun nyeri pada tahi lalat
2. Perubahan warna (menjadi lebih gelap, pucat atau terang) pada tahi lalat yang tidak merata.
3. Ukurannya membesar
4. Pelebarannya tidak merata ke samping
5. Permukaan tidak rata
6. Adanya luka atau trauma
7. Tahi lalat sering berdarah walaupun hanya karena trauma ringan
8. Adanya ulkus atau infeksi pada tahi lalat yang sukar sembuh.

Jika Anda merasakan salah satu dari tanda-tanda tersebut periksalah ke dokter kulit, agar dapat penanganan yang lebih intensif. Karena tidak semua tahi lalat adalah tanda adanya kanker kulit.

Nara sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth - http://health.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar