BOTOL bertanya pada Bapaknya, "Beh, boleh nggak aye ikut merayakan tahun baru? Pertanyaan polos keluar dari mulut seorang bocah yang baru kenal dunia. Apa yang kudu dijawab sang Babeh?? Saat itu teman-temannya BOTOL juga merayakannya dengan meriah.
Seluruh penjuru dunia kini meriah menyambut pergantian tahun. Seperti negara-negara lain di dunia, masyarakat di Indonesia pun juga demikian. Jika di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea, dan Cina, masyarakatnya menghabiskan malam Tahun Baru dengan mengunjungi tempat ibadah untuk berdoa. Maka di Indonesia, meniup terompet sudah menjadi tradisi masyarakat saat menyambut pergantian tahun. Sayangnya, hingga saat ini tak banyak orang yang tahu mengapa terompet dipilih untukmenyambut datangnya tanggal 1 Januari.
Di malam itu, yang ada adalah kita dan kesenangan. Semua larut dalam gegap gempitanya perayaan tahun baru. Para biduan dangdut ibukota juga menuai untung di malam itu. Dari goyang ngebor, goyang gergaji, goyang patah-patah hingga goyang-goyang lainnya ikut merayakan bergantinya tahun dengan menghibur masyarakat lewat tarikan suara dan aksi jogetnya yang bikin jantung kaum Adam deg-degan plus serrr dunia ini kayak bergetar hebat di malam tahun baru itu. Selain aksi ‘gila-gilaan’ di malam tahun baru, ada juga yang menyambut tahun baru dengan segudang agenda. Mulai agenda yang baik, agak baik, sampai yang miskin manfaat, bahkan menyesatkan. Para desainer sudah gembar-gembor dua bulan sebelum berakhirnya tahun ini. Mereka membuat model pakaian yang bakalan tren di tahun depan, juga kira-kira model rambut yang bagaimana yang bisa jadi tren di tahun 2010.
Para produsen kosmetika juga gencar memamerkan seni tata rias wajah yang okeh punya, tentu dengan dukungan kosmetik yang dibuatnya. Selain para desainer dan produsen kosmetika, yang ikutan heboh bila menyambut tahun baru begini adalah para dukun dan tukang ramal. Jampi dan mantera mereka dipercaya sebagian besar masyarakat ampuh untuk bekal di tahun depan. Ramalan via kartu tarot, teropong lewat bola kristal, atau cuma dengan melihat garis-garis di telapak tangan langsung terbaca oleh paranormal perjalanan nasib pasiennya itu. Lengkap dengan trik dan tips kalo terjadi sesuatu di kemudian hari.
Para dukun juga siap mengawal pasien mereka yang meminta tolong kepadanya. Dikerahkanlah seluruh lelembut dari bangsa jin untuk menjadi bodyguard-nya. Harapannya, tahun depan keberuntungan selalu menyertainya atas bantuan sang dukun. Bukankah itu musyrik! Belum lagi paranormal yang sok tahu dengan pernyataan tentang masa depan negeri ini dan juga kondisi beberapa negara. Merayakan tahun baru tidak diajarkan Islam. Apalagi dengan cara-cara yang berbumbu maksiat. Itu artinya, perayaan tahun baru adalah budaya khas di luar Islam. Bukan berasal dari Islam!
Bila melongok sejarahnya, penetapan 1 Januari sebagai pertanda Tahun Baru bermula pada abad 46 Sebelum Masehi (SM). Ketika itu Kaisar Julius Caesar membuat kalender Matahari. Kalender yang dinilai lebih akurat ketimbang kalender-kalender lain pernah dibuat sebelumnya.
Sebelum Caesar membuat kalender Matahari, pada abad 153 SM, Janus seorang pendongeng di Roma yang menetapkan awal mula tahun. Dengan dua wajahnya, Janus mampu melihat kejadian di masa lalu dan masa depan. Dialah yang menjadi simbol kuno resolusi (sebuah pencapaian) Tahun Baru. Bangsa Roma berharap dengan dimulainya tahun yang baru, kesalahan-kesalahan di masa lalu dapat dimaafkan. Sebagai penebus dosa, tahun baru juga ditandai dengan tukar kado. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tahun baru masehi awalnya merupakan suatu ritual Bangsa Roma, dan bahkan dianggap sebagai penebus dosa.
Sekadar info, semula budaya meniup terompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi saat menyambut tahun baru bangsa mereka yang jatuh pada pada bulan ketujuh pada sistem penanggalan mereka. Pada malam tahun barunya, masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri dengan tradisi meniup shofar, sebuah alat musik sejenisi terompet. Bunyi shofar mirip sekali dengan bunyi terompet kertas yang dibunyikan orang Indonesia di malam Tahun Baru.
Sebenarnya shofar sendiri digolongkan sebagai terompet. Terompet diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam militer terutama saat akan berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat musik pada masa pertengahan Renaisance (Lahir kembali atau kelahiran kembali) hingga saat ini.
Jadi, idealnya kita tidak perlu heboh merayakan tahun baru masehi. Kita evaluasi diri, apa yang telah kita perbuat tahun lalu, dan tahun depan menuju perbaikan kita, karena umur semakin dekat dengan tanah, dan itu dilakukan setiap hari agar makna hidup kita lebih jelas. Mari kita tingkatkan terus amal baik kita, jangan cuma menumpuk dosa. mulai sekarang.
Are you ready?
dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar